Ziarah Sukma




Puisi ini menjadi juara kedua dalam lomba menulis puisi bertema Giver Spirit For Indonesia 2011 yang diselenggarakan oleh Eelaine Firdauza)

Selagi mihrab malam belum menyuraikan gulita
dan selintang lazuardi masih berwarna saga
Maka tetap Berjagalah kawan
Lantaran dalam amuk segara
Engkau adalah layar sampan yang meradang
menerabas didih gelombang dihadapan

Selagi hijab antara gelap dan terang masih menggenang
dan langit belum dicadari oleh kerlingan bintang
Maka tetap bersiagalah kawan,
Lantaran dalam gelegak awan panas
Engkau adalah setitik embun yang telanjang
matang digerus angin dan didera bara sejadinya

Dimuka tiada lagi pijakan tersisa buat kita
Tanah sudah becek oleh genangan darah
Luka luka lebam dari bangkai busuk manusia
menyeruakan bau kedukaan yang tak terkira nyerinya

Ini perih raca bumi kita
Ini pedih rajam langit kita


Arak arakan panjang
Tersaruk melangkahi jalanan beraspal api
Kaki kaki telanjang
Menapaki pelarian dalam karavan yang tak putus
dari wasior, mentawai hingga merapi.

Ini lara sekandung kita
Ini air mata sedarah kita


Berjaga dan bersiagalah kawan
Sebelum gelap menilam raga kita,
Kendati cuma dengan sebuluh perindu
dan seikat selendang usang
tuk menyaput air mata mereka,
Kita musti pula merasa gelayut duka
Lolong panjang tangis negri kita

Komentar

Postingan Populer