Ode Untuk Selenia
Bahkan kawanan burung nightangel terus bernyanyi, Selenia
Waktu mereka meninggalkan celah-celah lubang angin
katedral Norte Dame yang masai dibekukan salju
menuju timur, menuju mentari nan semburat semanis madu
tapi kau,
kau begitu saja berhenti memainkan Mon amant de saint Jean
dirimu dan akordeonmu menguap di penggala langit Paris
meninggalkanku terkapar sendiri digerogoti musim dingin
Bahkan Joan D’arc masih bisa tersenyum, Selenia
Waktu hulubalang hendak membakarnya hidup-hidup.
Semerbaklah wangi abu La Pucelle dari Rouen hingga Domremy
Tersibaklah air mata rakyat Prancis yang berduka
Lalu ia membawanya terbang ke penghujung cakrawala ,tuk djadikan bunga-bunga
Tapi kau,
Kau adalah anak panah cupid yang melesat ke jantung Narcisus
Tak berbalas, tak terjawab, hanya menjadi kecipak dan lenyap di telaga
Jika cinta adalah laju
Maka kembalilah ke belakang
Kayuh sauhmu belum terlalu jauh meninggalkan dermaga
Mari tambatkan lagi rantai jangkarmu di lubuk hatiku
Jika cinta adalah waktu
Maka mundurkanlah kembali putaran jarumnya
Belum tiba masa bagimu tuk berhenti
Mari kita bergandengan tangan lagi mengejar mimpi-mimpi
Di puncak Eiffel, di tepi sungai Siene
Di sendu jalanan L’Avenue des Champs-Elysees
Sama samar masih dapat aku dengar derak suara sepedamu
Perlahan mendekat
Senyummu turut hambur umpama bunga lantana,
“Mon mignon,” katamu sembari tersipu
Aku terperanjat lalu yang kudapati hanya debu-debu
Di Jantung Paris, pada kemarin aku menunggu
Kembalilah, wahai pedang dan tamengku
Hanya jika bersamamu, aku berani menyambut esok
Nb
Mon Mignon: Manisku (bahasa Prancis)
Komentar