MENDERAS IMPIAN MERAIH KENISCAYAAN

 

“Hargailah cita cita dan impianmu, karena kedua hal ini

adalah anak jiwamu dan cetak biru prestasi puncakmu.”

(Napoleon Hill, dikutip dari ‘Chicken Soup For The College Soul’ hal 270)

            Seorang filsuf berkata “Waktu tak’kan pernah kalah oleh orang yang hendak menaklukannya dan tak kan pernah terdahului oleh orang yang hendak mengejarnya”. Ia meninggalkan masa lalu segala kenangan dibelakangnya dan menyongsong masa depan dengan kegaiban dihadapannya. Rugi orang orang yang menjadi lalai  karenanya. Sebab, “ia seperti kilatan pedang” ujar pepatah Arab. Barang siapa tak waspada, besiaplah untuk segera ‘terpenggal’. Tebasan waktu, sejatinya memang lebih mematikan dari tebasan pedang. Karena ketika mata pedang merobek kulit, dalam dua tiga minggu lukanya segera kering, tapi jika seseorang sudah terpenggal oleh waktu, tak ada obat dapat menyembuhkan, kecuali  penyesalan panjang tersisa. 

Berkejaran dengan kesia siaan

            Saking cepat waktu berlalu, banyak orang tak menyadarinya. Kalau tidak percaya mari perhatikan diri kita masing masing. Ketika baru masuk sekolah dasar, kita tak sabar menunggu masa dimana kita dapat mengenakan seragam SMP. Sambil menunggu masa itu kita mengisi hidup dengan bermain dan bercanda, tapi seperti mengejapkan mata, tiba tiba kita sudah menjadi remaja dan telah masuk SMP. Enam tahun masa SD begitu saja berlalu. Ketika di SMP kita terkagum kagum melihat kakak kakak kelas memakai seragam putih abu abu. Kini Kita tak sabar ingin menjadi Anak SMA. Tak harus menunggu lama, kita bukan hanya menjadi siswa SMA, malah akan segera lulus dan mulai menyusun rencana melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi. Masa SMApun terlewati dengan segala kenangannya. Sambil menunggu perkuliahan dimulai, apa salahnya bersenang senang dulu, bukankah masa muda adalah masa untuk mencari jati diri? Tentu segala hal perlu dicoba dan dirasakan? Namun lagi lagi kita terkejut karena kenyataanya sekarang kita sedang kuliah. Sebagian kawan baru masuk kampus dan sebagian lagi akan segera diwisuda. Begitu seterusnya, hingga kita bekerja, menikah, mempunyai anak dan menjadi tua.

            Setelah melewati banyak peristiwa dalam waktu amat cepat, kemudian terdapat orang orang yang mengalami shock mental karena belum bisa berbuat apa apa. Tidak ada prestasi membanggakan sepanjang ia menjalani hidup. Padahal kawan kawan satu angkatannya sudah juara ini dan itu, sahabat masa SDnya sudah menyusun disertasi tentang ini dan itu, rekan sepermainannya sudah menjelajah jauh hingga ke negri ini dan itu. Sementara ia masih berkutat dirumahnya. “Katak dalam tempurung”, ujar pemeo lama hingga muncul pertanyaan besar, “Apa yang salah ?”

            Seperti diungkapkan pada bagian awal, orang orang seperti ini lalai memanfaatkan waktu. Hidupnya habis untuk memenuhi kepuasan sesaat hingga alpa untuk merumuskan formula bagi masa depannya. Dalam ungkapan filosofis, kelalaian membuatnya menjadi manusia yang hidup namun secara hakikat sebenarnya telah mati. Ada atau tiada ia seperti tak pernah ada karena tak ada yang bisa dibanggakan dan dihaparkan. Orang seperti ini hidup tanpa visi, misi, tujuan dan cita cita. mereka kini banyak berkeliaran, mendominasi, memengaruhi bahkan menebar petaka. Kadang kita takut seandainya mereka menularkan sikap burunya pada kita, dan kita menjadi jauh lebih takut seandainnya mereka ternyata adalah diri kita sendiri.

            Siapa yang hanya ingin menjadi pemain figuran, pemeran pembantu, aktor murahan, bahkan hanya menjadi penonton dalam hidup? Tak pernah melakukan sesuatu yang monumental padalah umur semakin tua? Sudah beranak banyak tapi tak ada pengalaman membanggakan untuk diceritakan pada anak cucu? Kita semua pasti ingin menjadi pemeran utama. Ingin membuat sejarah dan kelak orang orang mengenang karya karya kita. Oleh karena itu mulai sekarang stop bermain main dengan waktu. Jangan lewatkan tiap detik berlalu kecuali dibarengi dengan kebaikan, ilmu, dan manfaat pada orang lain.

            karena itu pula, ketika Allah menakdirkan kita hidup pada hari ini maka genggamlah ia. Rebut kesempatan dariNya dengan membangun visi bila waktu bagi kita sangat berharga. Jadikan saat ini adalah saat yang seolah olah, kita tak akan pernah lagi berjumpa dengannya esok hari. Berkaitan dengan hal ini, Jhon C Maxwell menulis,


Untuk mengetahui nilai satu tahun,

Tanyakanlah pada murid yang gagal dalam ujian akhir.

Untuk mengetahui nilai satu bulan,

Tanyakanlah pada ibu yang lahirnya prematur.

Untuk mengetahui nilai satu minggu,

Tanyakanlah pada editor sebuah berita mingguan

Untuk mengetahi nilai satu hari,

Tanyakanlah pada buruh harian yang memunyai enam orang anak

Untuk mengetahui nilai satu menit,

Tanyakanlah pada kekasih yang sedang menanti waktu untuk berjumpa

Untuk mengtahui nilai satu detik

Tanyakanlah pada orang yang selamat dari kecelakaan

Untuk mengetahui nilai satu detik,

tanyakanlah pada peraih medali perak olimpiade

 

Menderas Kekuatan Mimpi

            Setelah memahami betapa berartinya tiap detik yang berlalu, mari segera kita rapikan barisan, kuatkan niatan, petakan harapan. Zig ziglar membantu dengan tips jitunya. Untuk menyongsong masa depan kedengan kemenangan dan kegemilangan, sang empunya teori teori pengembangan diri itu, mendedahkan tiga perkara, yakni,

a. Jangan takut bermimpi

            Setiap orang memiliki jalan hidupnya sendiri. Mereka yang berhasil bukanlah mereka yang mengikuti jalan hidup orang lain yang sudah berhasil yang sudah berhasil terlebih dahulu, melainkan yang membuka jalan baru yang belum pernah dilakukan orang lain. Penetapan jalan menuju masa depan dimulai dengan impian. Pertanyaanya, kenapa pula harus bermimpi? bukankah mimpi hanya bunga tidur? Bagaimana bisa sukses kalau kita terus bermimpi?

            Mimpi dalam diskusi kita adalah sinonim dari cita cita. Harapan harapan dialam bawah sadar yang kemudian diwujudkan dengan perjuangan. Toh tokoh mahsyur sepanjang sejarah umat manusiapun memulai karir mereka dari mimpi. Ide ide, karya karya, bangunan bangunan, penaklukan penaklukan semua dimulai dari mimpi. sedangkan sebaik baik mimpi adalah impian yang besar. seperti ungkapan asing berujar, “bermimpilah meraih bulan, karena kalau kita jatuh setidaknya masih berada diantara bintang bintang.” Ia adalah representasi dari kenyataan dimasa depan. Karena itu jangan takut merumuskannya. Siapa diri kita lima sepuluh tahun yang akan datang tergantung padanya.

b. Identfikasi Rintangan

            Fitrah perjuangan adalah menghadapi sederet rintangan panjang. Namun rintangan yang paling berpotensi untuk menjegal keberhasilan, bukanlah orang lain tapi diri kita sendiri. George washington carver mengatakan 99 % kegagalan datang dari orang orang yang mencari alasan. Mereka yang gagal adalah mereka yang mencari cari alasan dengan menyalahkan orang lain dari pada melakukan introspeksi. Mereka berlindung dibalik kalimat kalimat penyangkalan untuk menutupi ketidak suksesannya, misalkan, “jelas saja ia sukses karena ayahnya kaya, patas dia berhasil kan jaringan bisnis keluarganya luas, tentu ia bisa seperti itu, lantaran pendidikannya tinggi”, Padahal kegagalan sejati adalah bukan ketika langkah anda terjegal oleh orang lain tapi kita sendiri menolak untuk bangkit dari keterpurukan. Berlama lama dengan keputus-asaan adalah suatu kesia-siaan. Ketimbang menjadi pesakitan dengan menjadi pribadi putus asa, jauh lebih sehat untuk bangkit dan hadapi kenyataan.

c. Jangan Takut Gagal

            Karena semakin besar kegagalan semakin besar peluang kita untuk meraih keberhasilan. Dalam sebuah training billy Ps Lim pernah bertanya pada para peserta pelatihan, “mengapa orang akan tenggelam bila jatuh kedalam air ? masing masing pesrta jawaban diberikan, tapi yang paling sering adalah, “Dia tidak dapat berenang”. Yang lain heran karena Lim menyalahkan jawaban itu. Yang lainnya lagi mengira kalau Lim bercanda. Untuk meyakinkah hadirin, ia memberi contoh kejadian orang tenggelam sedalam tiga inci. Akhirnya ia memberi tahu jawabannya dengan berkata, “orang tenggelam karena ia menetap disitu dan tidak menggerakan dirinya ketempat lain”. seberapa sering anda gagal itu bukan masalah karena yang terpenting adalah kemapuan untuk bangkit kembali dari kegagalan tersebut.

            Jangan takut gagal setiap kegagalan akan mematangkan, menguatkan dan membuatseseorang makin tabah dalam menghadapi kesulitan. Pepatah Prancis berkata “ketika lapis demi lapis bawang dikupas, pada setiap lapisannya akan memaksa kita untuk meneteskan air mata”. Kegagalan memang meyakitkan tapi dibaliknya niscaya telah menanti keberhasilan. Michael jordan sebagai contoh, gagal dalam usaha pertamanya menjadi anggota tim bola basket SMU. Lain lagi dengan Abraham Lincoln, yang pernah bangkrut dalam usahanya, sudah berjuang setengah mati untuk sukses tapi lebih sering mengalami kekalahan, kemudian karena keteguhan jiwanyalah ia terpilih menjadi pemimpin Amerika.  

It’s Show Time

            Para pemimpi sejati selalu merasa yakin, terdapat lubang cahaya diujung terowongan yang gelap dan tiap sapuan badai akan berakhir dengan menyingsinya fajar dengan membawa sinar matahari yang menghangatkan. Tak masalah berapa lama ia akan menemukan cahaya itu, yang paling penting dirinya telah menjejakan langkah pertama dalam perjuangan.

            Bersama konsep konsep yang telah disampaikan diatas, menjadi pemenangpun bukan lagi sebatas angan angan. Harapan menjadi suatu keniscayaan. Para pahlawan memulai kemenangan mereka dengan melakukan hal hal kecil namun nyata bentuknya. Oleh karena itu, jangan menunggu ‘nanti’ tapi mari kita mulai bergerak dari sekarang untuk menjadi pemenang yang berarti bagi diri dan berguna bagi lingkungan.


Komentar

Postingan Populer