MENDERAS IMPIAN MERAIH KENISCAYAAN
“Hargailah cita cita dan impianmu, karena kedua hal ini
adalah anak jiwamu dan cetak biru prestasi puncakmu.”
(Napoleon Hill, dikutip dari ‘Chicken Soup For The College Soul’ hal 270)
Seorang filsuf berkata “Waktu tak’kan pernah kalah oleh orang yang hendak
menaklukannya dan tak
Berkejaran
dengan kesia siaan
Saking cepat waktu berlalu, banyak orang tak menyadarinya. Kalau tidak percaya mari perhatikan diri kita masing masing. Ketika baru masuk sekolah dasar, kita tak sabar menunggu masa dimana kita dapat mengenakan seragam SMP. Sambil menunggu masa itu kita mengisi hidup dengan bermain dan bercanda, tapi seperti mengejapkan mata, tiba tiba kita sudah menjadi remaja dan telah masuk SMP. Enam tahun masa SD begitu saja berlalu. Ketika di SMP kita terkagum kagum melihat kakak kakak kelas memakai seragam putih abu abu. Kini Kita tak sabar ingin menjadi Anak SMA. Tak harus menunggu lama, kita bukan hanya menjadi siswa SMA, malah akan segera lulus dan mulai menyusun rencana melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi. Masa SMApun terlewati dengan segala kenangannya. Sambil menunggu perkuliahan dimulai, apa salahnya bersenang senang dulu, bukankah masa muda adalah masa untuk mencari jati diri? Tentu segala hal perlu dicoba dan dirasakan? Namun lagi lagi kita terkejut karena kenyataanya sekarang kita sedang kuliah. Sebagian kawan baru masuk kampus dan sebagian lagi akan segera diwisuda. Begitu seterusnya, hingga kita bekerja, menikah, mempunyai anak dan menjadi tua.
Setelah melewati banyak peristiwa dalam waktu amat cepat, kemudian terdapat orang orang yang mengalami shock mental karena belum bisa berbuat apa apa. Tidak ada prestasi membanggakan sepanjang ia menjalani hidup. Padahal kawan kawan satu angkatannya sudah juara ini dan itu, sahabat masa SDnya sudah menyusun disertasi tentang ini dan itu, rekan sepermainannya sudah menjelajah jauh hingga ke negri ini dan itu. Sementara ia masih berkutat dirumahnya. “Katak dalam tempurung”, ujar pemeo lama hingga muncul pertanyaan besar, “Apa yang salah ?”
Seperti diungkapkan pada bagian
awal, orang orang seperti ini lalai memanfaatkan waktu. Hidupnya habis untuk
memenuhi kepuasan sesaat hingga alpa untuk merumuskan formula bagi masa
depannya. Dalam ungkapan filosofis, kelalaian membuatnya menjadi manusia yang
hidup namun secara hakikat sebenarnya telah mati.
Siapa yang hanya ingin menjadi pemain figuran, pemeran pembantu, aktor murahan, bahkan hanya menjadi penonton dalam hidup? Tak pernah melakukan sesuatu yang monumental padalah umur semakin tua? Sudah beranak banyak tapi tak ada pengalaman membanggakan untuk diceritakan pada anak cucu? Kita semua pasti ingin menjadi pemeran utama. Ingin membuat sejarah dan kelak orang orang mengenang karya karya kita. Oleh karena itu mulai sekarang stop bermain main dengan waktu. Jangan lewatkan tiap detik berlalu kecuali dibarengi dengan kebaikan, ilmu, dan manfaat pada orang lain.
karena
itu pula, ketika Allah menakdirkan kita hidup pada hari ini maka genggamlah ia.
Rebut kesempatan dariNya dengan membangun visi bila waktu bagi kita sangat
berharga. Jadikan saat ini adalah saat yang seolah olah, kita tak akan pernah
lagi berjumpa dengannya esok hari. Berkaitan dengan hal ini, Jhon C Maxwell menulis,
Untuk mengetahui nilai satu tahun,
Tanyakanlah
pada murid yang gagal dalam ujian akhir.
Untuk
mengetahui nilai satu bulan,
Tanyakanlah
pada ibu yang lahirnya prematur.
Untuk
mengetahui nilai satu minggu,
Tanyakanlah
pada editor sebuah berita mingguan
Untuk
mengetahi nilai satu hari,
Tanyakanlah
pada buruh harian yang memunyai enam orang anak
Untuk
mengetahui nilai satu menit,
Tanyakanlah
pada kekasih yang sedang menanti waktu untuk berjumpa
Untuk
mengtahui nilai satu detik
Tanyakanlah
pada orang yang selamat dari kecelakaan
Untuk
mengetahui nilai satu detik,
tanyakanlah
pada peraih medali perak olimpiade
Menderas
Kekuatan Mimpi
Setelah memahami betapa berartinya tiap detik yang berlalu, mari segera kita rapikan barisan, kuatkan niatan, petakan harapan. Zig ziglar membantu dengan tips jitunya. Untuk menyongsong masa depan kedengan kemenangan dan kegemilangan, sang empunya teori teori pengembangan diri itu, mendedahkan tiga perkara, yakni,
a. Jangan takut bermimpi
Setiap orang memiliki jalan hidupnya sendiri. Mereka yang berhasil bukanlah mereka yang mengikuti jalan hidup orang lain yang sudah berhasil yang sudah berhasil terlebih dahulu, melainkan yang membuka jalan baru yang belum pernah dilakukan orang lain. Penetapan jalan menuju masa depan dimulai dengan impian. Pertanyaanya, kenapa pula harus bermimpi? bukankah mimpi hanya bunga tidur? Bagaimana bisa sukses kalau kita terus bermimpi?
Mimpi dalam diskusi kita adalah
sinonim dari cita cita. Harapan harapan dialam bawah sadar yang kemudian diwujudkan
dengan perjuangan. Toh tokoh mahsyur sepanjang sejarah umat manusiapun memulai
karir mereka dari mimpi. Ide ide, karya karya, bangunan bangunan, penaklukan
penaklukan semua dimulai dari mimpi. sedangkan sebaik baik mimpi adalah impian
yang besar. seperti ungkapan asing berujar,
“bermimpilah meraih bulan, karena kalau kita jatuh setidaknya masih berada
diantara bintang bintang.” Ia adalah representasi dari kenyataan dimasa
depan. Karena itu jangan takut merumuskannya. Siapa diri kita
b. Identfikasi Rintangan
Fitrah perjuangan adalah menghadapi
sederet rintangan panjang. Namun rintangan yang paling berpotensi untuk
menjegal keberhasilan, bukanlah orang lain tapi diri kita sendiri. George
washington carver mengatakan 99 % kegagalan datang dari orang orang yang
mencari alasan. Mereka yang gagal adalah mereka yang mencari cari alasan dengan
menyalahkan orang lain dari pada melakukan introspeksi. Mereka berlindung
dibalik kalimat kalimat penyangkalan untuk menutupi ketidak suksesannya,
misalkan, “jelas saja ia sukses karena
ayahnya kaya, patas dia berhasil
c. Jangan Takut Gagal
Karena semakin besar kegagalan semakin besar peluang kita untuk meraih keberhasilan. Dalam sebuah training billy Ps Lim pernah bertanya pada para peserta pelatihan, “mengapa orang akan tenggelam bila jatuh kedalam air ? masing masing pesrta jawaban diberikan, tapi yang paling sering adalah, “Dia tidak dapat berenang”. Yang lain heran karena Lim menyalahkan jawaban itu. Yang lainnya lagi mengira kalau Lim bercanda. Untuk meyakinkah hadirin, ia memberi contoh kejadian orang tenggelam sedalam tiga inci. Akhirnya ia memberi tahu jawabannya dengan berkata, “orang tenggelam karena ia menetap disitu dan tidak menggerakan dirinya ketempat lain”. seberapa sering anda gagal itu bukan masalah karena yang terpenting adalah kemapuan untuk bangkit kembali dari kegagalan tersebut.
Jangan takut gagal setiap
kegagalan akan mematangkan, menguatkan dan membuatseseorang makin tabah dalam
menghadapi kesulitan. Pepatah Prancis berkata “ketika lapis demi lapis bawang dikupas, pada setiap lapisannya akan
memaksa kita untuk meneteskan air mata”. Kegagalan memang meyakitkan tapi
dibaliknya niscaya telah menanti keberhasilan. Michael
It’s Show Time
Bersama konsep konsep yang telah
disampaikan diatas, menjadi pemenangpun bukan lagi sebatas angan angan. Harapan
menjadi suatu keniscayaan.
Komentar