Ontologi Dalam Filsafat Ilmu: Hakikat Pengetahuan

Ontologi merupakan kajian filsafat yang mempelajari mengenai sesuatu yang ada. dibutuhkan proses berpikir yang didasarkan pada ilmu pengetahuan untuk mendapatkan realitasnya. Dalam Kamus Filsafat, Lorens Bagus menyampaikan ontologi menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya. Dalam kaitannya dengan ilmu, ontologi memepertanyakan objek yang ditelaah oleh ilmu, dimana secara onlogis membatasi ruang lingkup penelaahanya hanya pada daerah yang berada dalam jangangkauan dan terbatas padahal yang sesuai dengan akal manusia. Dalam pembangungan ilmu pengetahuan juga diperlukan beberapa tiang penyangga agar ilmu pengetahuan dapat menjadi sebuah paham yang mengandung makna universal. Beberapa tiang penyangga dalam pembangunan ilmu pengetahuan itu sebenarnya berupa penilaian yang terdiri dari ontologi, epistemologi dan aksiologi. (Made Wardhana: Filsafat Kedokteran: 2016)

 Pengertian Ontologi Epistimologi dan Aksiologi Secara Umum

Seperti disampaikan di Wikipedia.com, ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles (https://id.wikipedia.org/wiki/Ontologi). Tujuannya adalah untuk memiliki pendirian bahwa mungkin sekali segala sesuatu berasal dari suatu substansi tertentu dan tidak tiba tiba ada secara begitu saja. Misalnya Thales yang beori kalau air adalah asal usul segala sesuatu atau Charles Darwin yang berteori kalau kera merupakan asal usul dari umat manusia. Kehadiran ontologi saling berkaitan dengan dua kajian lain yaitu epistimologi dan aksiologi. Tegasnya ketiganya saling berkaitan satu sama lain. Mari kita jabarkan secara singkat mengenai ketiga ranah tersebut. 

Ontologi : Obyek apa yang ditelaah ilmu? 

Epistemologi: Bagaimana prosesnya?

Aksiologi: Apa gunanya?

Agar lebih jelas, mari kita ambil satu contoh sederhana, misalnya tentang buku yang kemudian diferleksikan dalam ketiga ranah di atas

Ontologi: apa itu buku?

Buku adalah kumpulan lebaran kertas yang terdiri dari kumpulan tulisan atau gambar

Epistimologi: Bagaimana buku terbentuk

Buku terdiri dari pendahuluan, isi dan kesmipulan. Kemudian secara teknis dicektak di percetakan.

Aksiologi: Apa manfaatnya

Buku bermafaat untuk menambah ilmu pengetahuan.

Selengkapnya dalam makalah ini kami hanya berfokus pada bidang kajian ontologi. Sementara kajian epistimologi dan aksiologi akan dibahas oleh pemakalah selanjutnya.

Pengertian Ontologi

Kata Ontologi berasal dari bahasa Yunani, kata 'Ontos' yang berarti berada (yang ada) dan kata 'Logos' artinya sebuah ilmu. ). (detik.com, Memahami Pengertian Ontologi, Ruang Lingkup, dan Contohnya,6 Maret 2023). Adapun kamus besar bahasa Indonesia menyebutkan bahwa ontologi adalah cabang ilmu filsafat yang berhungungan dengan hakikat hidup. (https://kbbi.web.id/ontologi) dengan kata lain ontologi adalah ilmu yang mempelajari keberadaan. 

Saat kita mengaplikasikan ontologi pada suatu objek, kita akan melakukan analisis apakah sesuatu itu ada atau tidak ada. Karena keberadaan kadang berbeda antara penampakan (appearance) dengan realitas (reality). Contohnya langit terlihat putih dari kejauhan. Tapi saat naik pesawat dan berada di langit ternyata warnanya biru. Atau dalam bidang keilmuan di kampus, misalnya ada jurusan Hukum Ekonomi Syariah. Maka ontologi akan menganalisis dan memeriksa apakah Hukum Ekonomi Syariah itu benar benar ada di kampus tersebut atau seperti  justru sifanya sama dengan jurusan ilmu hukum pada umumnya.

Lebih jauh para tokoh filsafat menyampaikan pendapat mereka terkait definisi ontologi. Siti Rokhmah dalam jurnahnya Ilmu Dalam Tinjauan Filsafat: Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi yang terbit di CENDIKIA Jurnal Studi Keislaman menyampaikan sebagai berikut, 

a. Plato (427-347 SM)

Argumen tentang ontologi dicetuskan oleh Plato dengan teorinya yang disebut teori idea. Menurutnya, apa saja yang ada di alam semesta ini pasti memiliki idea. Maksud Plato tentang idea adalah pengertian atau konsep universal dari tiap sesuatu. Sehingga idea ini yang merupakan hakikat dan menjadi dasar dari wujud sesuatu itu. (Rokhmah, CENDEKIA : Jurnal Studi Keislaman) Contohnya rumah. Hakikat rumah ada di alam idea atau pikiran kita. Sebelum rumah itu makan bentuknya sudah ada dalam kepala kita.

b. Aristoeles (384 SM – 322 SM)

Filsuf Yunani yang juga Guru Alexanser Agung ini menyatakan bahwa ontologi adalah  rangkaian pembahasan mengenai hal yang ada sebagai hal ada atau hal ada sebagai demikian yang mengalami perubahan dalam, sehubungan dengan objeknya. (Merdeka.com: Ontologi adalah Kajian Ilmu Filsafat, Lengkap dengan Contoh di Kehidupan Sehari-Hari).

c. St. Agustine (13 November 354 – 28 Agustus 430)

Dalam paparannya filsuf dan teolog Kristen awal yang tulisannya mempengaruhi perkembangan Kekristenan Barat dan filsafat Barat ini, menjelaskan bahwa manusia mengetahui dari pengalamannya bahwa dalam alam semesta ini ada kebenaran. Kendati demikian, terkadang akal manusia merasa bahwa apa yang ia ketahui memang benar, terkadang juga manusia merasa ragu bahwa apa yang diketahuinya itu adalah suatu kebenaran. 

Menurut Augustine, akal manusia pada dasarnya mengetahui bahwa di atasnya masih ada suatu kebenaran yang tetap yang menjadi sumber bagi akal manusia dalam usahanya untuk mengetahui apa yang benar. Kebenaran yang tetap itulah kebenaran yang mutlak. Dimana kebenaran yang mutlak ini yang menurut Augustine disebut dengan Tuhan.

  d. Al-Farabi dan Ibnu Sina

Ontologi adalah objek pemikiran menjadi objek sesuatu yang mungkin ada karena yang lain, dan ada karena dirinya sendiri.

e. Jujun Surya Sumantri

Menurutnya ontologi membahas tetang keingintahuan dan seberapa jauh keingitahuan tersebut. Dengan kata lain ontologi merupaka kajan teori tentang ada. Ontologi lanjut Jujun akan menawab tiga pertanyaa kritis, 

1.Apakah objek ilmu yang akan ditelaah.

2.Bagaimana wujud hakiki dari objek tersebut.

3.Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan data yang tangkap manusia seperti berpikir, merasa dan mengindra yang membuahkan pengetahuan. (https://www.academia.edu/, Siti Nurhalimah, Ringkasan Filsafat Ilmu Jujun S. Sumantri)

Jadi dapat disimpulkan ontologi merupakan ilmu atau teori mempelajari mengenai wujud yang ada. Mengutip dari eprints.umsida.ac.id, ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang keadaan alam secara universal (teory of reality). (detik.com, Memahami Pengertian Ontologi, Ruang Lingkup, dan Contohnya,6 Maret 2023. Atau melalui definisi yang disederhanakan, maka ontologi merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang mendefinisikan hakikat sesuatu atau keberadaan sesuatu.


Aliran-aliran Ontologi

Aliran-aliran filsafat lahir dari munculnya pertanyaan saat memperlajar ontologi. Dari masing masing pertanyaan memimpulkan pula beberapa sudut pandang. . Pertanyaan itu berupa “Apakah yang ada itu? (What is being?)”, “Bagaimanakah yang ada itu? (How is being?)”, dan “Dimanakah yang ada itu? (Where is being?). berkaitan dengan ketiga hal tersebut, Dr. HM. Zainudin, MA dalam GEMA Media Informasi dan Kebijakan Kampus UIN Malang memaparkan ketiga hal tersebut.

a. Apakah yang ada itu? (What is being?)

Apakah yang ada itu (what is being ?) Dalam memberikan jawaban masalah ini lahir empat aliran filsafat, yaitu: monisme, dualisme, idealisme dan agnotisme. 

  1. Aliran monisme

 Aliran ini berpendapat, bahwa yang ada itu hanya satu. Bagi yang berpendapat bahwa yang ada itu serba spirit, ideal, serba roh, maka dikelompokkan dalam aliran monisme-idealisme. Plato adalah tokoh filusuf yang bisa dikelompokkan dalam aliran ini, karena ia menyatakan bahwa alam ide merupakan kenyataan yang sebenarnya

  2. Aliran dualisme

       Aliran ini menggabungkan antara idealisme dan materialisme dengan mengatakan, bahwa alam wujud ini terdiri dari dua hakikat sebagai sumber, yaitu hakikat materi dan hakikat rohani. Descartes bisa digolongkan dalam aliran ini.

  3. Idealisme

       Idealisme diambil dari kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini menganggap bahwa dibalik realitas fisik pasti ada sesuatu yang tidak tampak. Bagi aliran ini, sejatinya sesuatu justru terletak dibalik yang fisik. Ia berada dalam ide-ide, yang fisik bagi aliran ini dianggap hanya merupakan bayang-bayang, sifatnya sementara, dan selalu menipu. Eksistensi benda fisik akan rusak dan tidak akan pernah membawa orang pada kebenaran sejati. Dalam perkembangannya, aliran ini ditemui dalam ajaran Plato (428-348 SM) dengan teori idenya. Menurutnya, tiap-tiap yang ada di dalam mesti ada idenya yaitu konsep universal dari tiap sesuatu. Alam nyata yang menempati ruangan ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam ide itu. Jadi, idelah yang menjadi hakikat sesuatu, menjadi dasar wujud sesuatu. (jurnal Dewi Rokhmah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

     4. Aliran pluralisme

Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang tidak hanya terdiri dari jasmani dan rohani, tetapi juga tersusun dari api, tanah dan udara yang merupakan unsur substansial dari segala wujud.

     5. Aliran agnotisisme

Aliran ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat materi maupun hakikat rohani. Mereka juga menolak suatu kenyataan yang mutlak yang bersifat transenden.

b. Bagaimanakah yang ada itu? (how is being ?)

Apakah yang ada itu apakah sebagai sesuatu yang tetap  atau berubah-ubah? Dalam hal ini Zeno (490-430 SM) menyatakan, bahwa sesuatu itu sebenarnya khayalan belaka (Kattsoff, 1987:246). Pendapat ini dibantah oleh Bergson dan Russel. Seperti yang dikatakan oleh Whitehead, bahwa alam ini dinamis, terus bergerak dan merupakan struktur peristiwa yang mengalir terus secara kreatif.

c. Di manakah yang ada itu? (where is being ?)

Aliran ini berpendapat, bahwa yang ada itu berada dalam alam ide, kudrati, universal, tetap abadi dan abstrak. Sementara aliran materilaisme berpendapat sebaliknya, bahwa yang ada itu bersifat fisik, kodrati, individual, berubah-ubah dan riil. 

Refleksi Ontologi Tehadap Ilmu Pengetahuan

Dalam kaitan dengan ilmu, aspek ontologis mempertanyakan tentang objek yang ditelaah oleh ilmu. Secara ontologis ilmu membatasi lingkup penelaahannya hanya pada daerah yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia dan terbatas pada hal yang sesuai dengan akal manusia.

Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan. Dalam rumusan Lorens Bagus; ontologi menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya.

Ada beberapa aspek ontologis  yang perlu diperhatikan dalam ilmu pengetahuan. Aspek-aspek ontologis tersebut adalah:

a.Metodis

Menggunakan cara ilmiah, berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakan metode tertentu, tidak serampangan.

b.Sistematis

Saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu keseluruhan. berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.

c.Koheren

Unsur-unsurnya harus bertautan, tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan. berarti setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten)

d.Rasional

Harus berdasar pada kaidah berfikir yang benar (logis) atau dapat diterima oleh akal sehat. 

e.Komprehensif

Melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang, melainkan secara multidimensional – atau secara keseluruhan (holistik)

f. Radikal

Diuraikan sampai akar persoalannya, atau esensinya.

g.Universal

Muatan kebenarannya sampai tingkat umum yang berlaku di mana saja.


Manfaat Mempelajari Ontologi

Dengan mempelajari ontologi, kita bisa mendapat sejumlah manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut. 

a.Membantu untuk membangun asumsi yang benar sehingga menciptakan pula teori dan metode yang benar. (https://www.dictio.id/, Apa saja aspek dan fungsi dari ontologi?, Apeil 2020)

b.Membantu ilmu untuk menyusun suatu pandangan dunia yang integral, komprehensif, dan koheren. Ilmu dengan ciri khasnya mengkaji hal-hal yang khusus untuk dikaji secara tuntas yang pada akhirnya diharapkan dapat memperoleh gambaran tentang objek. (https://www.dictio.id/, Apa saja aspek dan fungsi dari ontologi?, Apeil 2020)

c.Membantu kita mengembangkan dan mengkritisi berbagai bangunan sistem pemikiran yang ada. Sikap kritis ini tentu selaras dengan dinamika kehidupan di kampus yang rutin melakukan dikuskusi untuk membangun jiwa kritis.

d.Mendidik kita untuk memiliki jiwa riset yang baik. Bahwa suatu fakta yang valid musti dibutikan lewat proses penelitian melalu bebagai macam sumber.

Kesimpulan

Dari makalah yang telah disusun maka dapat diambil kesimpulan bawah ontologi adalah ilmu yang mengkaji tentang sesuatu yang ada. Terdapat sejumlah aliran di dalamnya meliputi Pertama, Apakah yang ada itu? (What is being?) yang kemudian berkembang menjadi aliran monisme, aliran dualisme, aliran idealism, aliran pluralism, aliran agnotisisme. Kedua bagaimanakah yang ada itu? (how is being ?) dan ketiga  Di manakah yang ada itu? (where is being ?).

Apabila ontologi diferleksikan pada bidang ilmu pengetahuan makan harus memenuhi sejumlah aspek berikut Metodis, Sistematis, Koheren, Rasional, Komprehensif, Radikal dan Universal


DAFTAR PUSTAKA

1.Rokhmah,Dewi (2021), Ilmu Dalam Tinjauan Filsafat: Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi, CENDEKIA : Jurnal Studi Keislaman, 2(176-180)

2.lms-paralel.esaunggul.ac.id, DIMENSI KAJIAN FILSAFAT ILMU : ONTOLOGI

3.https://www.detik.com/bali/berita/d-6603949/memahami-pengertian-ontologi-ruang-lingkup-dan-contohnya

4.https://id.wikipedia.org/wiki/Ontologi

5.https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/06/11/ontologi-pengetahuan-filsafat-2/

6.https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/06/11/ontologi-pengetahuan-filsafat-2/

7.https://www.academia.edu/8624371/Ringkasan_Filsafat_Ilmu_Jujun_S_Sumantri

8.https://uin-malang.ac.id/r/131101/ontologi.html

9.https://www.dictio.id/t/apa-saja-aspek-dan-fungsi-dari-ontologi/129444


Komentar

Postingan Populer