SURAT CINTA



Demi Gangga yang airnya bermuara diteluk Benggala,
ia melingkar keselat Mannar bagai seekor naga raksasa.
Lalu merajam samudra Hindia hingga mensucikan
Seluruh permukaan air laut Karang, Tasman , Bering dan Cina selatan

Demi deklamasi cinta sejuta burung dara
di muka jendela Juliet Balcony
Ia menjulang kangkangi angkuh Coloseum Verona
Mengkesumba kanal kanal dan rumah penduduk Venezia
Kemudian dengan sebuah gondola
Ia berlayar arungi laut Tyrrenia, merentas selat Sicilia
dan bersandar dalam genggaman Trapani yang berseri seri.

Demi Nil yang telah mengantar Musa penuhi titah Nya
Tiap sedu sedan terdampar disisinya dan tumbuh menjadi kebun zaitun
Meneduhkan, menyuburkan, menghidupkan
Hingga lahirlah Mesir sebagai kawan cerengkramanya,

Malam ini ku bawakan seluruh dunia
untuk mu dalam secarik kertas
lantaran kepayang lagi aku padamu

sungguh,
kalau candu pelarut rindu adalah temu
kan ku minta tuhan mengembalikan ku kemasa lalu.
Biar bisa ku temui engkau disisa kenangan panjang yang terserak.
seperti dulu,
barangkali bersamamu, aku kembali menelanjangi Bandung
kala temaram dipuncak Ci jangel saban minggu
atau terbahak menertawakan tingkah
belalang sembah dihalaman Boscha
saat bertanya padanya, “apa kita benar benar jodoh ?”

Kita akan bicara lagi soal bayi perempuan berpipi gembil
dan me-reka reka nama terbaik buatnya.
Soal halaman rumah bermaskara taman dahlia
dengan sebuah manikin pee pada kolam ikan hias
Di salah satu sudutnya. Dan kucing kucing persia,
burung tekukur, itik juga angsa peliharaan kita,
Menyaksikan kau dan aku tiap hari selalu kasmaran disana.


Kita akan bicara soal kemana lagi hendak mengembara.
Memetakan garis panjang perjalanan
Menaklukan tiap depa dihadapan.
Pada kabut yang menggantung digunung Cermai
Pada riak air berderasan di Curug sewu
Pada cericit burung manyar di Jayagiri
Kita sama sama memuaskan
Hasrat Soal hakikat asmara.

Aku kepayang lagi padamu,
Ingin jumpa dan bercinta seperti kemarin lalu
Namun aku lebih dulu ambruk karena tahu
suratan langit menggarsikan
Mimpi mimpi dan kenangan ku pudar
Seiring waktu meninggalkan kau
terkapar sendirian digerogoti kanker.

malam ini,
Rindu tertamabat erat pada secarik kertas
ku simpan ia supaya tawar durja ku
Tepat dimuka pusara mu,
NGGIE....


12 MARET 2007



sumber gambar : http://www.flickr.com/photos/digital_torment/2132388823/

Komentar

vitri mengatakan…
Salut sama puisinya ..
bagus buanget .. ciyee ..
Suguh mengatakan…
alah..menguak luka lama gitu........
Penabahari mengatakan…
Ah..saya termangu dan ikut rindu membaca puisi mu...salam persahabatan dari Sarawak.
Lala mengatakan…
puisinya, keren euy...
sanur sukur mengatakan…
seharusnya saya yang harus lebih termangu membaca puisi puisi pak penabahari disitus bapak,....salam persahabatan dari Bandung.....thanks juga bwt bunda lala...ni cean share with bunda
Mlaty mengatakan…
dalem bgt puisina..
slalu setia dgn tetap mnjaga kenanganna
sanur sukur mengatakan…
alow...mlati....thanks 4 visit
siska mengatakan…
Wow ... indah banget puisinya ...
Jelas banget menggambarkan perasaanmu ...
Jadi ikut ngebayangin rindunya ...

Postingan Populer