TRAKTOR HARAPAN DARI CHE GUEVARA

Senin pagi 9 Oktober 1967 ibu guru Julia Cortez Balderal terpana menyaksikan sekolahnya yang terletak di desa La Higuera provinsi Rio Grande dijadikan penjara sementara untuk menyimpan geriliawan Kuba, yang atas mandat CIA baru saja ditangkap tentara tentara Bolivia. Ia beruntung karena diperbolehkan masuk kedalam sehingga dapat melihat kondisi para tawanan dari dekat. Disebuah dinding bersandar seorang pria dengan tangan terikat kebelakang. Pakaiannya awut awutan. Julia mengira pria itu adalah sosok kasar, beringasan dan fanatik. Tapi yang ia dapati sungguh lain. “matanya memandang saya dengan lembut, juga caranya bicara. Dia bertanya apakah saya seorang guru lalu kami membicarakan gambar gambar murid yang tertempel didinding. Ia juga bertanya apa yang paling diperlukan desa ini dan saya jawab sebuah traktor. Ia berjanji akan mengirimkan traktor setelah bebas nantinya” dari pertemuan singkat tersebut julia mendapati sosok yang akrab, pria yang telah lama ia kenal sejak revolusi kuba berhasil menggulingkan pemerintahan boneka Fulgencio batista dinegara tersebut. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia bertatap muka langsung dengan Ernesto Che Guevara. Siang hari, Julia datang lagi keruang kelasnya dengan membawakan Che semangkuk sup. “sudah lama saya tidak makan seenak ini. Saya tahu mereka akan mendatangi saya, namun saya tidak akan pernah melupakan anda. Hasta La Victoria Siempre ! sampai kemenangan abadi nanti” bisiknya pada Julia. Kemudian janji hanya tinggal janji. Karena traktor yang akan dibawakan tidak pernah datang. hari itu juga atas instruksi dan desakan yang diduga dari AS, tentara Bolivia mengeksekusi Ernesto Che guevara. Che gugur sebagai griliawan heroik ditangan tentara tentara yang melacurkan kehormatan mereka pada kekuatan adikuasa. Kendati sadar kalau kematiannya sudah dekat, harapan yang diberikan Che pada orang orang terdekatnya menjadi semacam api yang senantiasa akan menghangatkan dan menerangi langkah siapapun dalam menapaki kehidupan yang penuh misteri ini. Harapan adalah semangat hidup. Ia begitu penting, sama pentingnya seperti udara yang kita hisap. Kemampuan memunculkan harapan adalah salah satu prinsip utama agar seseorang memiliki semangat untuk meraih cita cita. Semakin pandai membuat harapan semakin kita tergerak untuk mewujudkannya. Ia ibarat bensin yang disiramkan kedalam redup bara api. Ia ibarat dinamo yang dipasangkan pada mesin mobil yang telah karatan. Ia ibarat matahari yang membuat bunga bunga mekar setelah musim gugur. Berhenti berharap berarti berhenti jugalah kehidupan. kita tak ingin kelak anak anak kita mengenang orang tuanya sebagai sosok yang tak pernah membuat sejarah karena untuk berharap saja tidak berani. Bila meninggal kelak, kita ingin dibatu niasan tertulis utaian kata “Telah diistirahatkan disini, seorang manusia yang selalu berjiwa besar dan tak pernah mau menyerah dalam hidup karena harapannya tak pernah padam”

Komentar

Wibisono Sastrodiwiryo mengatakan…
kunci keberhasilan jendral hannibal membawa pasukan dalam jumlah besar melewati pegunungan alpen untuk menggempur imperium romawi di italia juga adalah dengan permainan harapan
sanur sukur mengatakan…
nice can share.....pada kenyatanya tentara tentara dalam jumlah kecil bisa ngalahkan pasukan dalam jumlah besar karena mental juang mereka lebih kuat....
Saya mengatakan…
ijin sedot...

Postingan Populer