NYARIS 'MATI' (KUMPULAN FIKSI MINI)


ANAK PEMULUNG

“Sekolah dimana dik?” “Jangankan sekolah, mimpi punya buku saja saya akan dianggap gila pak”.

SELINGKUH

“Mah, ini Ely selingkuhan papah” “Oh cantik sekali pah” “Emang mama ga cemburu?” “Ngga, Ely kan pasien sifilis mama”.

AYAH

Ku jeratkan kawat jemuran waktu ia lengah. Tak apalah. Aku hilang keperawanan. Dia hilang nyawa. Maafkan aku ayah.

ISTRI

“Makasih mas” kata istriku. Aku kembali ke pangkalan ojek. Nanti subuh seperti biasa aku kan menjemput ia lagi, ke Doli.

WISUDA

“Mama ga bisa datang, lagi ke Singapur. Ya kan bi?” ‘Bibi’ tersipu. Tahu diri, ia pun menjauh. Lalu pergi sambil terisak.

ANAK

Saking sibuknya ayah, untuk curhat putus pacaran saja, harus buat janji dulu dengan sekertarisnya.

ADIK

Aku tanya ia dari belakang, “Ade lagi apa?” gelagapan ia menjawab, “Lagi buka email! beneran!! Ga buka folder ko”.

OPERASI

Lepas berpakaian sama sama, ia meletakan 25 juta diatas meja. “Bagaimana ibumu?” aku ingat ibu yg tergolek di ruang operasi. Ya begitulah, paman”.

PELURU

Tiba di markas baru ia sadar apa yang hilang. 12 peluru dalam magazine, 1 sisanya tertinggal di kepala mahasiswa.

PLAGIAT

Seorang guru besar, memplagiat karya ilmiah. Simsalabim! Besoknya bayangan dirinya serupa lutung.

DPR

Ada anggota DPR, gemar lawatan ke luar negri, simsalabim! Besoknya kena ambeyen.

PENULIS BUKU

Penulis buku, tulisannya dibajak saban tahun. frustasi. Besoknya berganti kewarganegaran.

TURIS DAN SEKOLAH

“Great!” kata turis Belanda itu. Ia bilang murid murid disini penyayang hewan semua. Sampai sampai belajarpun di kandang bebek.

RAMAL

Kata mbah Roso, kalau anak bapak suka main solitaire, artinya nanti tidak cocok kerja di air. Cocoknya jadi anggota DPR

ORBA

Tanaman hias sekolah dimakan kambing. Mau diusir atau ditangkap? baiknya Kita minta petunjuk daripada bapak presiden saja.

TOLERAN?

Sembilan bulan lalu tergenapkan hasratnya. Hari ini ia buang bayinya.

12 MEI

“Lihat Han pulang”, kata ibu. Lagi di halaman ia berjikrat girang. Lagi, dua orang perawat menyuntikan obat penenang.

ORBA

Jangankan protes, malam malam empat orang kumpul main halma saja, bisa dituduh subversif.

PIKUN

Saking pikunnya ayah. Hampir saban malam, ia tak lagi bisa membedakan antara kamar mama dan kamar mbok Ijah.


Komentar

Postingan Populer