Urgensi Konsistensi


Hanya ikhtiar konsisten yang akan menemukan muaranya. Bila cita-cita adalah kereta, maka ikhtiar adalah batu bara yang menggerakan roda lokomotifnya. Mustahil kereta sampai ke tujuan bila rodanya tak berputar. Bunyi peluitnya bisa jadi meraung-raung bising, hingga memebuat telinga kesakitan. Bisa jadi para penumpang sudah duduk rapi di atas peron. Sayang ia statis, tak pergi kemanapun.

Mustinya roda berderak, bergerak, dari ya ng mula-mula lampat kemudian betambah cepat. Tapi masalah tak tuntas sampai di sana. Karena yang dibutuhkan kemudian adalah kontiniuitas. Berhenti di tengah jalan adalah tindatan tanggung dan sia-sia. Lantaran tak ada yang didapat kecuali rasa lelah, sakit, waktu, tenaga pula materi yang terbuang. Sedang Tujuan, mimpi dan target-target belum digapai.

Sedang kontiniuitas, atau dengan tala lain konsistensi sebaliknya. Ia adalah wujud dari ketekunan, kegigihan, keuletan atas nilai-nilai yang sedang diperjuangkan. I adalah mental tahan banting yang terus merangsek maju dalam menggapainya. Rasa lelah dan sakit, tenaga dan materi yang keluar, serta segala risikonya menjadi semacam tantangan yang mengasyikan untuk dilalui.  

Ia yang konsisten tak mengeluh karena cobaan yang mendera, tapi tak pula terlena dengan kemudahan yang ditemui di tengah jalan. Dirinya tetap fokus pada tujuan. Ia seolah memiliki radar yang membuat seluruh potensi yang dimiliki tertuju pada tujuannya. Hal remeh-temeh yang sejatinya adalah renik-renik, benalu yang menanggu dapat diabaikan begitu saja. sebutlah malas, mencari alasan atas kesalahan yang dibuat, melakukan pemebenaran atas kesalahan sendiri dan lain sebagainnya.

Konsistensi adalah cermin dari sikap ksatria. karena saat yang lain berhenti dan pulang dengan kepala tertunduk menanggung malu. Orang-orang konsisten terus melaju menggapai tujuannya, mimpinya. Tanpa konsistensi sia-sia pekerjaan. Tapi dengannya pintu-pintu harapan terbuka demikian lebar, di mana di dalamnya menjanjikan segala macam probabilitas, celah dan kesempatan untuk direbut. Oleh karena itu segera masukilah pintu-pintu itu. Rasakan lah perih lukanya, jauh perjalanannya dan mahat yang harus ditebus untuknya.

Tak ada kemenangan yang cuma-cuma. Siapapun yang bermental gratisan cuma akan memebudakan diri pada siapapun yang punya materi. Ia kehilangan hal paling utama dalam dirinya, yakni martabatnya. Ia mustahil menjadi leader karena lebih dulu memosisikan diri untuk membebek pada orang lian yang belum tentu benar sikap dan tujuannya. Kita tentu tak menghendaki melakukan hal memalukan macam itu. Dalam keyakinan kita sebaik-baik ikhtiar adalah melakukannya selangkah-demi selangkah, menitinya setapak demi setapak. Dengan segala risikonya kita konsisten menggapai mimpi-mimpi.

Sumber Foto: http://blog.self-improvement-saga.com/2010/06/lifes-struggles/

Komentar

Basil Hibiscus mengatakan…
sangat bagus penulisan ni. banyak yang boleh diambil :)

pertama kali melawta ke blog ni.. menarik! :)

jemput juga melawat ke blog kami! www.basil-hibiscus.blogspot.com

Postingan Populer