NOTHING IMPOSSIBLE UNTUK BISA KULIAH


“ketika seorang samurai akan bertempur ia mempersiapkan diri untuk mati, tapi yang terjadi justru musuh musuhnya yang mati”, tulis Billy Ps Lim, seorang motivator dari Malaysia. Sungguh ia mengucapkan kalimat membuat saya merasa lebih bergairah dalam hidup. kalimat yang setelah membacanya beberapa kali membuat jarum semangat dalam diri saya kembali berada pada volume maksimum. Sehari habis saya baca bukunya, “Dare To Fail". Setelah itu makin sering saya baca buku buku serupa, soal teknik mengembangkan kepribadian, jurus ampuh mewujudkan mimpi, langkah praktis menjadi pribadi percaya diri dan lain lain. saya butuh trigger dari para motivator dan traniner seperti Robert T kiyosaki, Tung desem waringin, Dale carnigie, David j swartz, Floeance Litteur, Andrie Wongso juga mereka yang saya kagumi karena kegigihannya mewujudkan mimpi.

Saya butuh penyemangat karena ingin kuliah sementara uang bapak dan ibu tak cukup untuk membiayai kuliah. Tepat ketika lulus SMA bapak tidak bekerja lagi. pengelolaan organisasi kerja yang bobrok menyebabkan konflik intern dan bapak yang jadi korban, ia di PHK. Sedangkan ibu nasibnya tak jauh beda, karena tempat kerja ibu sama dengan tempat kerja bapak. Saya pada masa masa awal ibarat ibarat bunga meriam yang hendak melontarkan tepung sari tapi gagal karena angin lebih dulu mencerabut seluruh akarnya. Saya seperti matahari yang siap menyambut pagi, namun malam menyeret saya kembali menuju kegelapan. Sungguh saya ingin kuliah seperti kawan kawan satu sekolah. Setelah lulus mereka langsung berpencar kemana mana, ada yang masuk UPI, diterima di ITB, lolos ke IPB, atau sebagian lagi masuk ke universitas universitas swasta. Iri rasanya melihat kenyataan kalau saya bukan murid bodoh, hanya saja nasib menggariskan keluarga kami tak punya cukup uang untuk membiayai kuliah. Saya hampir frustasi. Pada saat saat naas itu, saya lebih sering diam dikamar, tak melakukan apapun, hanya diam saja. Menerima kenyataan tidak bisa kuliah padahal sedang semangat semangatnya ingin belajar, sama halnya seperti menelan procold satu strip langsung tanpa air, pahit sekali. Maka kalau melihat ada mahasiswa yang menyia nyiakan kuliahnya, saya berfikir andai saya ada pada posisi mereka, pasti saya manfaatkan kesempatan itu sebaik mungkin karena saya tahu mahal sekali biaya untuk jadi anak kuliahan dinegri ini.

Show must go on. Terus menjadi pesakitan dirumah hanya akan membuat saya benar benar gila. Saya mulai bosan. Lewat informasi kawan dan saudara saya mencoba melamar kerja. Kali ini nasib baik menyambut, saya bekerja disebuah hotel kelas melati. Dengan status magang posisi saya adalah room boy. Girang benar ibu dan bapak waktu tahu putranya mendapat posisi itu, mereka pikir posisi room boy sama kerennya dengan manager karena keduanya diucapkan dalam bahasa Inggris. Padahal beginilah job deskription seorang Room boy,
  1. Tamu lama checout jam 11 pagi
  2. Tamu baru checout jam 1 siang
  3. Shift pagi : masuk jam 7 pagi pulang jam 3 sore, shift siang : masuk jam 3 sore pulang jam 11 malam, Shift malam masuk jam 11 malam pulang jam 7 pagi.
  4. Tugas seorang room boy adalah membereskan enam sampai delapan kamar kotor dari semua kamar yang ada.
Mulai jam 11 sampai jam 1, kadang berdua kadang juga sendiri saya membersihkan kamar mandi, mengganti sprey, sarung bantal dan selimut. Mengganti compleiment seperti sabun, shampo, odol, sikat gigi dan handuk. Tidak lupa juga masak air panas sekaligus menyediakan air mineral dingin untuk para tamu yang kehausan. Agar pelanggan lama makin loyal dan menarik lebih banyak pelanggan baru ingatlah dua aturan simple ini,pengelola hotel akan berkata pada para karyawannya, “ Perlakukan para pelanggan seperti raja, puaskan mereka dengan pelayanan terbaik kita”, namun sebenarnya yang ingin mereka katakan, mirip dengan apa yang dikatan Mr Crab dalam salah satu episode Spongbob Squarepants, “KAMI SELALU MENGABULKAN PERMINTAAN PELANGGAN WALAU PERMINTAANYA ANEH ANEH”. Pengelola hotel akan berkata pada para pelanggan, “kami memberi pelayanan terbaik untuk anda disini”, namun sebenarnya yang ingin mereka katakan adalah, mengutip Mr Crab lagi, “HABISKAN SELURUH UANG ANDA DISINI”

Tiga bulan bekerja disana saya mendapat Rp 150.000. Masih sangat jauh dari harapan. Pekerjaannya yang luar biasa berat dengan gaji tak seberapa membuat saya bersumpah, tak ingin menjadi room boy lagi kendati ibu dan bapak menganggap keren posisi itu. Saya pikir Lebih baik pindah tempat kerja dari pada kebanyakan makan hati. lalu kesempatan rollingpun datang. Namun kembali saya pesimis. Karena posisi baru ini adalah posisi yang sejak lama sudah saya ketahui seluk beluknya. Orang yang bekerja disini pada hari hari week end akan lembur sampai larut malam karena jumlah tamu diramalkan selalu banyak. Dihari hari biasa mereka bekerja lebih ringan tapi gajinya terancam dipotong kalau ada barang barang hilang meski bukan salah satu dari mereka yang menghilangkan. Tanggung jawab kolektif kata pimpinan, padahal sebenarnya gaji merekalah yang dikorbankan sementara uang anggaran pengganti barang hilang atau rusak tetap utuh dikas kasir. pintar benar. Maka dengan berat hati mereka menghitung tiap jenis barang seperti sendok, garpu, piring, gelas, pencapit makanan, tempat nasi, sampai tempat tusuk gigi. Sebisa mungkin mereka menjaga agar barang yang menjadi tanggung jawabnya tak hilang. Saya pucat karena tahu kata orang gaji pada posisi ini akan mandeg pada angka Rp 500,000. saya makin pucat karena posisi ini adalah posisi yang selama belasan tahun digeluti bapak, waiter.

Walau pekerjaan menjadi waiter sangat berat, kalau ingat mimpi besar saya untuk kuliah, semangat saya kembali menyala. Sayapun bekerja lebih pagi dibanding ketika bekerja dihotel. Kami semua para waiter memulainya dari jam 6 pagi. karwayan kitchen/dapur datang lebih awal, mereka sudah memasak mulai jam empat subuh, hebat benar. Bayangan bayangan buruk yang selama ini dicemaskan menjadi kenyataan. Tugas kami adalah melayani tamu, mengclear up piring kotor, mengeset sekaligus mendusting meja kursi, menyapu dan mengepel lantai. Kalau ada tamu rombongan maka kondisinya menjadi sangat sesak. seratus sampai duaratusan tamu makan bergiliran direstoran kami yang hanya memiliki seratus lima puluh tempat duduk. Penerimaan order yang dipaksakan tak ubahnya seperti sopir angkot yang pontang panting cari muatan buat bayar setoran padahal kondisi mobilnya sudah bobrok. Dua kali lebih buruk dari tabiat kapitalis, pertama ingin mendapat untung besar, kedua menindas karyawan sendiri. VOC saja tidak pernah berbuat sekejam itu pada tentaranya. Hanya ada empat orang waiter disini dan kami harus melayani tamu dari berbagai kalangan ratusan pula jumlahnya. Tak jarang saya dan kawan kawan bekerja sampai larut malam, kami harus mengeset barang barang yang dibutuhkan untuk besok pagi seperti piring, sendok garpu dan air mineral. kalau pak Deni akhyat dishwasher kami mogok kerja karena cuciannya terlalu banyak sementara dia tak punya partner, kami jugalah yang harus membuang sisa makanan dipiring piring kotor, mencuci sekaligus mengeringkanya malam itu juga.

Namun dibalik tabiatnya yang sangat YAHUDI, disini pulalah saya mendapat pelajaran berharga tentang hidup. Belajar untuk bersikap dewasa dan lebih pandai bertindak pada saaat saat yang mendesak. Disini selalu banyak kesulitan yang mendidik saya untuk lebih tabah dan sabar dalam bersikap. Caci maki tamu yang kecewa karena pelayanan yang serba dipaksakan demi mengeruk untung, pada awalnya terasa menyakitkan tapi karena terlalu sering, lama kelamaan saya menjadi imun atas segala makian orang. Disini saya belajar mengenai berbagai macam karakter banyak orang. Mereka yang tulus adalah mereka yang mau berbaur dengan segala kerendahan hati terlepas apapun jabatannya. mereka yang menyebalkan adalah mereka yang baru naik jabatan sedikit saja, sudah besar kepala. sok jadi pembesar padahal awalnya berangkat dari satu pijakan yang sama. Dari sana saya menarik kesimpulan sederhana, “kalau tidak hati hati, setiap kekuasaan kecil apapun jenisnya berpotensi melahirkan tirani besar”.

walaupun makan hati, masih saya lanjutkan juga pekerjaan ini sampai tak terasa empat tahun berlalu. Setiap bulan sepertiga gajinya ditabung untuk kuliah sementara sisanya dihabiskan untuk keperluan sehari hari. Sampai pada suatu ketika saya dihadapkan pada suatu dilema. Bagi orang yang telah bekerja dan mendapatkan gaji tetap dalam waktu lama akan terkena semacam sydrome kecemasan. Orang yang terkena sindrome ini akan sangat khawatir kehilangan segala fasilitas yang ia miliki kalau pekerjaannya hilang. Saya termasuk orang yang mengalami hal tersebut. Takut benar saya kehilangan pekerjaan. Sempat terpikir lebih baik menjadi pesuruh saja seumur hidup asalkan tiap bulan mendapat gaji. Setelah itu kawin di usia muda seperti yang dilakukan kawan kawan satu tempat kerja. simpel sekali, resikonya lebih kecil.

Tapi saya bukan tipe orang seperti itu. saya adalah orang yang tidak betah diam berlama lama disuatu tempat. Naluri saya adalah naluri petualang yang ingin mencoba hal hal baru. Saya ingin mengembara, bertualang, hidup momaden, berpindah pindah tempat, bukan hanya menjadi pesuruh. Saya ingin mengunjungi negri negri asing nun jauh dibelahan bumi lain. Melihat langit sendu pada awal musim dingin di Trocadero, menikmati romansa cinta pada sebuah gondola di Venezia, membuka selebar lebarnya pintu legenda bangsa bangsa eropa kuno dibelantara Acedia, menelanjangi sabana hijau lalu beruguling guling menuruninya sambil terbahak di Zurich. Saya tidak ingin mati tua sebagai hantu penasaran sementara mimpi mimpi dan harapan itu belum terwujud. Bagi saya Lebih baik mati muda asal bisa terus berjuang dari pada mati tua tapi tak pernah punya arti dalam hidup.

Kata seorang bijak, “hidup adalah pilihan”, dan pada setiap pilihan pasti mengandung resiko dimana resiko resiko yang dipilih itu akan mengantar seseorang pada kemenangan, karena ia telah berani mangambil sikap atas nasibnya, sementara dilain tempat dan kesempatan banyak orang hanya termangu-mangu diarea aman. saya yang sudah jenuh bekerja, memutuskan untuk berhenti. Dengan uang tabungan yang empat tahun dikumpulkan, mendaftarlah saya disalah satu perguruan tinggi di Bandung. Setelah menunggu lima tahun barulah mimpi soal kuliah itu terwujud. Di gerbang kampus, hari ini saya terbakar. Ini adalah sebuah pencapaian besar dalam hidup saya. Mimpi mimpi soal kuliah, baru terwujud setelah lima tahun dan saya lebih dulu harus berdarah darah.

Disini, dikampus tempat saya kuliah dikawasan Cikutra Bandung, saya kembali menyambut kemungkinan kemungkinan yang menunggu esok lusa. Entah apa yang akan terjadi. namun Yang harus saya lakukan adalah terus merangsek kedepan untuk mewujudkan mimpi mimpi baru. kalau melihat perjalanan melelahkan dibelakang, saya tak menyesal kalau sekarang harus belajar sampai larut malam, lebih lama membaca diperpustakaan dan mencari kawan kawan yang dapat berguru tentang banyak hal. Dengan kuliah, sayang ingin mengembara ketempat tempat yang sangat jauh. Dengan kuliah saya ingin mengganti senyum muram ayah dan ibu dengan purnama paling terang sepanjang hidup mereka. Saya ingin tampak selalu bersemangat bagi diri saya dan mereka. Namun jika semangat itu melemah, saya kembali akan bermala lama membaca buku teknik mengembangkan kepribadian, jurus ampuh mewujudkan mimpi, langkah praktis menjadi pribadi percaya diri dan mencari kawan senasib yang bisa saling menyemangati. Pengalaman telah mengajarkan satu hal penting bagi saya, yaitu kalau mimpi mimpi kita hampir kandas atau mandek ditengah jalan, carilah jalan lain untuk mencapainnya, karena bagi para pemimpi ada banyak alternatif pilihan, bila ia ingin pergi “DARI AVE MARIA MENUJU ROMA” , (Memimjam Istilah A.A Navis)

Komentar

Desti mengatakan…
hai sanur... numpang lewat lg yah.. akhirnya posting lagi...

bagus nih wacananya buat motivasi...Dare To Fail <-- bagus juga. Semakin kita siap utk gagal, malah semakin kuat ya... :)

Happy blogging sobb!See u on my blog.
-desti hamster land-
Desti mengatakan…
ditunggu lho postingan selanjutnya... huehehehe...
ga sabar
I Gede Antara Putra, ST. mengatakan…
wah keren masa saya jadi teringat masa perjuangan keluarga sauya dulu sampe skarang,,kurang lebih sama mas ma saya..
kenalkan saya ANTARA, 19 kuliah dg usaha sndiri juga mas...

Saran: Gimana kalau buat forum berbagi pengalaman ya?????

Gmana mas?? Sebagai motivasi juga kata Desti tu... Coment balik ya mas..link n follow heheh

Salam Sukses
NURA mengatakan…
salam sobat,,hebat sobat ini menulis artikelnya panjang sekali dan jelas dan membuat orang penasaran untuk membaca terus.
Mlaty mengatakan…
ai sanur..
tetep semangat yah, ga ada yang ga mungkin :)
Love's Diary mengatakan…
Hiiiyyaaa... spirit Ai jadi nambah nih. Makasih atas motivasinya ya mas. Bener banget tuh... If you dare going up, you must dare to fall (baca keras2 deket calon legislatif kemaren)
sifa mengatakan…
hai sob, sorry baru nongol kemarin habis tepar kena flu he..he..

keren banget postingannya sob, bisa nambah spirit. tetep semangat ya..
wah sifa jadi pengen baca buku dare to fail juga nich.. :)
sanur mengatakan…
teman2 mari kita bermimpi, karena tuhan akan memeluk mimpi2 mimpi kita (andrea hirata)
sifa mengatakan…
dengan bermimpi kita akan menjadi kuat n penuh semangat tuk mewujudkan mimpi2 kita, ga ada yang ga mungkin asal kita mau berusaha n tak lupa memohon pada-Nya, amin..
Unknown mengatakan…
salut... hdp adalah perjuangan... diluar sana trnyt bnyk y ujiannya lbh berat dibandingkan saya... makasih dah share...
NURA mengatakan…
salam sobat,,,sukses selalu buat sobat,,,ngga ada yg ngga mungkin..nyatanya bisa kuliah kan..?
Sinta Nisfuanna mengatakan…
oh, tinggal di Bandung juga

Well, keren perjuangannya. Malas dan tidak berani tidak akan memberi apapun. Keep strugle
sanur mengatakan…
saya jadi inget bukunya brian tracy...kata dia kalo kita lagi dapet masalah gede , kita tiggal bilang ke diri sendiri ,"kiss" (keep it simle stupid)......
kakve-santi mengatakan…
setuju....!!!!!!!!!!!!!
Desti mengatakan…
keren juga klo ada forum yg berbagi pengalaman masa2 meraih pendidikan..
Aneuk Nanggroe mengatakan…
Saya jd ingat masa kuliah dulu..!!1
Aiman Amz mengatakan…
"God chooses what we go through. We chooses how we go through."- John C. Maxwell.

"Tuhan memilih apa yang akan kita lalui. Kita menentukan bagaimana kita akan melaluinya." John C. Maxwell.

As-salaamu 'alaikum. Hebat saudara. Kamu punya semangat yang membara. Saya salut sama kamu, melalui kesempitan hidup namun punya kuasa keinginan yang tinggi.

Anak-anak di Malaysia, rata-ratanya hidup senang, walaupun tak dinafikan ada juga yang hidup melarat. Tapi dek kerna biasa disuap dengan kemudahan, itu bukanlah satu petanda yang baik. Jikalau dibiasakan, kelak memadamkan kebolehan untuk survival/mengekalkan kemandirian.

Teruskan kekentalan jiwa anda saudara, kerana rata-rata manusia yang hebat itu lahir daripada kondisi yang melarat, namun punya kecekalan yang hebat. Moga kelak saudara menjadi salah seorang manusia-manusia yang hebat~!

Wassalam.
admin999 mengatakan…
tidak ada yang tidak mungkin, selama kita selalu berusaha dan berdoa..
Salam kenal sahabat, dari:
boeditea

Distance Learning

Manajemen 2000
Kirim Kartu Lebaran mengatakan…
Artikelnya bagus bro.. Mengalir dan hidup. Itu yg saya suka...
Sebagai juri dalam kontes ini saya memberikan nilai 8. Selamat yach! semoga menang!
Lowongan Kerja Bali mengatakan…
Sip banget kisahnya..Sesungguhnya kekuatan selalu muncul ketika kita mau mencoba untuk percaya. Percaya pada kuasa-Nya, pada diri sendiri, dan pada kemampuan yang kita punyai. Mempercayai sesuatu yang tidak terlihat, dan tidak pernah terpikirkan oleh kita..memang tidak semudah yang dikatakan. Namun ketika kita benar-benar mempercayai sesuatu dengan segenap hati, maka segala sesuatu; bahkan yang tampak mustahil pun akan dapat menjadi sebuah kenyataan. Nothing Impossible..
Suatu kepercayaan mampu mendobrak kemustahilan, just if we believe…then see, the miracles will happen. =)
Lowongan Kerja Surabaya

Postingan Populer