UNTUK ANAK KU MINAKO

(Pesan yang tak pernah sampai dari Iwo Jima)

Minako, Tadi pagi
ayah melihat seekor bangau di pantai
ia mungkin tersesat, mungkin juga tertinggal
oleh kawan kawannya yang terbang ke selat bering.
andai bisa menaikinya, niscaya ayah
akan segera pulang ke rumah
untuk Menemui mu dan mama.

kita akan hidup kembali seperti biasa
menikmati daun daun mapel
yang berjatuhan di sekitar kuil Yasukuni
atau menangkap ikan ikan liar disungai Sanzu
Apa Kau masih suka menangkap ikan dikolam belakang ?
Mama bilang, kata pertama yang kau ucapkan
ketika bayi bukan kata mama atau papa tapi “koi”
Dia suka iseng mencubit pipi mu yang tembem
hingga kau menangis keras sangat
“lihat pipi bayi kita merah seperti koi,” katanya
Lalu kami tertawa dan kau tiba tiba membalas
dengan mengencingi kami berdua.

Minako, apa chaplin masih suka ngompol diatas tatami ?
sudah besarkah ia ? ayah masih ingat waktu paman Ando
memberikannya pada kita. kau bilang namanya Chaplin saja
karena saat itu kau melihat potongan kumis
paman Ando yang tegak seperti charlie chaplin
ayah harap kau merawat kucing nakal itu baik baik.
Kelak bila pulang ayah akan membawakannya
ikan yang banyak.

Ayah rindu sekali pada mu
tapi rindu ayah tertahan pada bumi yang bergetar.
dan tentara tentara yang menjerit
dalam ratusan lubang sebesar danau.
mereka sebagian kehilangan tangan atau kaki
sebagian lagi berlarian dengan isi perut terburai
atau gugur seketika karena hantaman maha dasyat.
Pengeboman tak pernah berhenti sejak amerika
melabuh dipulau ini tiga hari lalu Minako.

saat bom berjatuhan
beberapa kawan ayah mulai menangis
mereka tersudut di pojok gua
sambil mendekap erat erat foto anak mereka
Seperti ayah, tentara tentara malang ini khawatir
Bila kelak tak dapat dengan anaknya dirumah.
Sementara yang lain masih berjaga dibalik karung karung pertahanan
dengan senapan terkokang dan tubuh yang menggigil
ayah tahu mereka ketakutan. Beberapa memanggil manggil
nama ibunya, kawannya atau kekasihnnya nun jauh disebrang lautan
tentu panggilan panggilan itu tak pernah ada yang terjawab.

Minako jangan pernah kemari
Karena orang orang saling membunuh penuh benci
lalu setelahnya terkapar tanpa nyawa dengan posisi saling berpelukan
Pernah kami menangkap seorang tentara amerika
Paul Smith namanya, ia masih sangat muda
Mungkin seusia paman Ando
salah satu dari kami yang frustasi
Menghujam dadanya dengan bayonet hingga ia tewas
Belakangan dari ransel tentara itu kami temukan
sepucuk surat ucapan ulang tahun
untuk istrinya yang sedang hamil tua di Florida

Minako putri ku, kalau surat ini sampai pada mu
pasti telah tumbuh lebih dewasa sejak ayah tinggal dulu.
Kau mungkin sudah masuk SMA, sudah kuliah
atau mungkin juga sudah menikah
Kau mempunyai bayi seperti ayah dan mama punya bayi.
Pesan ayah, jaga diri mu baik baik,
Tumbuhlah seperti apa yang kau kehendaki.
Ikuti kata hati mu, jangan seperti ayah
yang mempertarukan nyawa untuk mewujudkan mimpi kosong
beberapa orang sinting yang makin rakus memperluas tanah jajahan mereka.
Jadilah Seperti burung bangau yang ayah lihat tadi pagi
Terbanglah engkau setinggi mungkin
Karena kau akan sadar kalau dunia sangat luas.

Bertualanglah minako,
sambil menyampaikan pesan pada semua orang
Kalau peperangan harus dihentikan.
Dengan melakukan hal demikian
kau telah menyampaikan harapan ayah dan teman teman tentara ayah
kalau kami sebenarnya tidak mengendaki semua kegilaan ini

Peluk dan cium terdalam
Sepanjang kita belum bisa bertemu

Ayah

Iwo Jima 18 Februari 1945

Komentar

Penabahari mengatakan…
Peperangan tidak pernah kenal erti kasihan. Membaca sajak anakanda membuat ayahanada ikut emosi oleh kesedihan yang dirasainya.
Semoga pemimpin kita terus diberi kebijaksanaan dan sifat kemanusiaan y
Miawruu mengatakan…
perang hanya menimbulkan kesedihan, kebencian, kehilangan, kehancuran dan penyesalan tiada habisnya... but why human love war??? human...
Vamps mengatakan…
such a sad letter from father to his daughter

Postingan Populer