MEMBUMIKAN RASIO PENDIDIKAN

Mengajar dilembaga informal tak melulu musti ditakar dari neraca materi. Membuka les sebagai contoh terang kering rupiah, apalagi bila penggagasnya mahasiawa. Seperti yang saya alami waktu semester awal kuliah, sekadar mendapat Rp 35,000 per siswa untuk honor satu bulan les bahasa Jepang.

Kendati demikian, terdapat feed back multidemensi yang dapat diraih darinya. secara akademis berbagi pengetahuan dapat meningkatkan kapabilitas intelektual. Materi yang disampaikan dikampus akan kembali diulang dalam proses belajar mengajar. Sedangkan dengan melakukan pengulangan niscaya akan membuat skill kita makin matang. Lebih jauh, bagi calon pengajar inilah langkah awal yang baik untuk melakukan pebiasaan. Kelak tak akan ada lagi rasa canggung dan minder bila berhadapan dengan para peserta didik.

Sedang secara sosial, inilah hakikat dari pengejawantahan butir ketiga dari Tri Dharma Pendidikan Tinggi. yakni pengabdian pada masyarakat. Mahasiswa tak memosisikan diri diatas menara gading. Bekerja sosial dengan cara membaur dimasyarakat merupakan suatu tuntutan. Lantaran kenyataannya rasio pendidikan kita tak melulu tak ramah bila berhadapan dengan rakyat miskin. Kedati diawali dari langkah langkah kecil seperti mengajar les, perubahan terstrukur ungkap aktifis kemanusiaan Chico Menzes, niscaya akan terjadi.

Komentar

s@ndhie mengatakan…
Pertamax..!!!
Pakabar pren..??

Postingan Populer